Friday, January 2, 2009

any shield on the rain

utk saya, permukaan jalan yg basah bukanlah isu yg berat dibanding fakta bahwa saya gak bisa liat2 apa2 saat berkendara dalam hujan lebat kaca helm (visor) saya berembun di bagian dalam, dan terpaan hujan di luar membiaskan cahaya dari kendaraan di depan saya*

coba datangi toko yg menjual aerosol anti static cleaner menyemprotkan cairan ini ke visor helm sebulan sekali akan mengurangi terbentuknya embun dan "mengisi" goresan2 di bagian luar visor yg menyebabkan biasan cahaya

ps. jangan langsung menyemprotkan cairan ke visor krn cairannya (biasanya adalah butane) bisa menyebabkan kerusakaan pada lining bagian dalam dan visornya itu sendiri semprotkan saja ke kain yg kering, baru dilapkan ke visor

tahapan paling berbahaya saat terjadi hujan lebat adalah 10 menit pertama setelah hujan didmulai, saat sebelum hujan, di jalan biasa terbentuk lapisan tipis, entah itu dari cairan rem, oli, debu, solar, dll ketika hujan mulai turun, lapisan tsb akan bercampur dng air, dan membentuk campuran mematikan, yg menunggu biker/motorist yang tidak siaga menghadapinya berita baiknya.. setelah beberapa menit hujan turun, lapisan ini akhirnya tersapu ke pinggir jalan dan permukaan jalan bisa lagi memberikan cengkraman yg relatif cukup baik thd ban

saya sangat menikmati berkendara dalam hujan, dng catatan, saya menggunakan peralatan yg tepat dan lengkap sehingga saya bisa sampai di tujuan dalam keadaan kering dan semangat yg masih tinggi

ada 5 pedoman yg penting diingat saat berkendara dalam hujan : adalah sangat mungkin utk jatuh saat melakukan pengereman, banyak rider yg kehilangan rasa takutnya, saat merasa makin berpengalaman lalu berkendara sangat dekat dng kendaraan di depannya itu takabur saat hujan, kendaraan (terutama mobil) lebih sering melakukan pengereman mendadak berkendara terlalu dekat di belakangnya, akan terpaksa ikut melakukan pengereman mendadak terlambat sedikit, tidak sempurna melakukannya akan berakibat jatuh

coba pikirkan, jika kamu biasa berkendara di jalan tertentu dng kecepatan 80kmpj dalam keadaan kering dalam keadaan hujan, apakah gak sebaiknya kamu kurangi kecepatan kurangi kecepatan sekitar 20% dibanding saat hujan traksi yg dibutuhkan saat mengerem, akan berkurang saat hujan

bila berkendara di belakang mobil, berkendaralah di belakang lampu remnya jangan di tengah2 jika mobil tsb tiba2 berhenti, dan kamu tidak sempat mengerem, kamu masih bisa menghindar dng nyaman

mengeremlah dng rem belakang terlebih dahulu, baru kemudian secara progresif menggunakan rem depan jika ban belakang terkunci (lock up), begini tips yg biasa saya pakai ban belakang terkunci, lihat ke atas, lihat ke depan, dan teruskan berkendara dng lurus dan tegak dng cara itu, motor masih bisa tegak dan bisa dikendalikan

usahakan utk tetap menegakkan posisi motor saat berbelok ini bukan saat yg tepat utk ber-counter steering-ria atau malah menyentuhkan lutut anda ke aspal

jaga ban utk selalu berada di permukaan yg baik hindari berkendara di permukaan yg licin, jangan berkendara di permukaan bercat kurangi kecepatan saat melewati persimpangan, krn di tempat ini paling mungkin terdapat sisa2 oli posisikan diri agak ke depan, utk memindahkan berat lebih ke roda depan

berikan beban ke ban secara moderate (jangan beri stress berlebihan) dan usahakan pembebanan hanya ke satu arah pada satu saat, misalnya dng :
- mengeremlah saat berkendara lurus, baru kemudian berbelok
- selesaikan belokan, baru kemudian menaikkan tenaga lagi
- mulailah mengerem dng rem belakang, baru kemudian gunakan rem depan secara progresif

jika akan berkendara dalam hujan selama lebih dari satu jam atau lebihhh, turunkan tekanan ban sebesar 25% faktanya.. jalan yg basah adalah permukaan yg licin, tetapi ban mencengkram jalan krn karet bisa mengisi berbagai lekukan kecil di jalan dengan mengurangi tekanan ban sedikit, ban lebih cepat hangat dan lebih fleksibel sehingga memudahkan utk menggigit ke lekukan2 kecil tsb

jangan melewati genangan air atau lumpur, paku dan objek tajam lainnya cenderung mengumpul di sana paku yg basah lebih gampang masuk ke ban dibanding yg kering

pahami keterbatasan kemampuan masing2 jika hujan lebat disertai gemuruh dan kilat menjadi bahaya yg jelas saat berkendara lebih baik berhenti sampai kondisi membaik

mengerem saat berkendara dalam hujan : "turunkan tekanan ban utk menambah traksi saat mengerem gunakan lebih dahulu rem belakang, duduklah setegak mungkin, jika rem belakang terkunci dan motor mulai fish-tail jangan panik, itu bukan masalah, look up, look ahead, ride straight lupakan soal ban belakang itu, dan mulai rem perlahan dng rem depan"

SIAPKAN DIRI MENGHADAPI ANCAMAN DI JALAN

Written by Muhardi
it's a perfect day hari yg cerah, jalan yg mulus, lalu lintas tidak terlalu padat sepertinya tidak mungkin ada masalah yg muncul apa benar? tidak... banyak yg mungkin bisa terjadi sebuah mobil yg tiba2 muncul dari perempatan di depan kita seorang ibu2 yg tiba2 muncul utk menyeberang tiba2 ada kendaraan di arah berlawanan yg nyelonong masuk jalur kita dll. tau gak gimana cara mengantisipasinya? terpikirkan kan gimana escape route dari masalah2 itu? berapa jarak yg kamu perlu utk berhenti apakah sisi jalan cukup aman sebagai tempat menghindar?

selama berkendara, selalu siapkan diri utk mengantisipasi kondisi yg membahayakan dalam beberapa detik ke depan, mungkin sekali kita harus bereaksi banyak utk menghindari kejadian yg tidak diinginkan dalam banyak kasus, melakukan respon terhadap suatu situasi sebenarnya gampang namun butuh pengalaman dan training yg tepat mengindentifikasi ancaman2 yg mungkin timbul

beberapa ancaman sangat bisa diprediksi misalnya: -saya tau bahwa bensin di tangki sudah menipis saya akan mengubah kran bensin ke posisi reserve utk menghindari motor benar2 kehabisan bensin
-okay..sebentar lagi sore, saatnya saya lepas kaca mata hitam saya supaya bisa melihat lebih jelas
-hmmm.. belokan di depan keliatannya ada bagian yg agak basah saya harus kurangi kecepatan dan mencoba memilih lintasan yg lebih kering

namun demikian, kebanyakan ancaman2 besar malah tidak bisa diprediksi seorang pengemudi dari arah berlawanan yg tiba2 berbelok di depan kita mobil yg pindah jalur krn menghindari sesuatu yg ada di jalurnya, yg tidak bisa kita lihat potensi tersebut ada tumpahan minyak atau ada banyak pasir di belokan yg tak terlihat ada binatang yg tiba2 melintas di depan kita bahkan ketika kita mencoba memprediksinya, kita tidak bisa dng akurat melakukannya

proses mempersiapkan diri menghadapi ancaman2 tsb merupakan kombinasi dari pengalaman dan imajinasi tambah banyak pengalaman kita, biasanya awareness terhadap ancaman makin tinggi reaksi juga makin baik dan terasa makin otomatis walopun begitu, utk seorang pengendara yg baru, kurangnya pengalaman bisa diatasi dng membangun kultur dan sikap berkendara yg baik cobalah tanamkan 4 informasi berikut :
1. pengendara lain tidak melihat saya
2. pengendara lain tidak menyukai saya
3. cuma saya yg paling tau cara berkendara dng benar
4. dalam waktu beberapa saat kedepan, akan terjadi sesuatu yg buruk

4 pernyataan yg jelas tidak sepenuhnya benar tapi bila kita berlaku sprt kita percaya bahwa pernyataan2 itu benar maka kita bisa menghindari banyak hal yg tidak diinginkan

pengalaman akan memperlihatkan bahwa banyak kasus yg terjadi krn sepertinya hal2 itu adalah benar

dng modal 4 pernyataan itu, kita siap utk bermain2 dng pertanyaan "bagaimana jika"
-bagaimana jika tiba2 kabel kopling saya putus?
-bagaimana jika tiba2 ada lubang yg tak terlihat di belokan?
-bagaimana jika tiba2 ada pengendara yg nyelonong masuk ke jalur kita?
-bagaimana jika tiba2 bajaj yg di depan kita berpindah jalur?
-bagaimana jika tiba2 angkot yg di depan kita berhenti?
-bagaimana jika di perempatan depan ada pengendara yg menerobos lampu merah?
-bagaimana jika tiba2 ada barang yg terjatuh dari truk di depan kita?
-bagaimana jika saat kita melewati blind spot mobil, mobil tersebut malah pindah jalur?
-bagaimana jika tiba2 pengendara mobil di depan kita panik krn rokoknya terjatuh ?
-bagaimana jika tiba2 mobil yg berhenti di tanjakan itu mundurk krn lupa memasang rem tangan?
-bagaimana jika tiba2 mobil di depan kita pecah ban dan bergerak tak terkendali?
-bagaimana jika tiba2 motor kita pecah ban?
-bagaimana jika ......?

beberapa kemungkinan di atas lebih sering terjadi dibanding beberapa yg lain dalam kondisi lalu lintas yg padat, biasanya perilaku pengguna jalan yg tidak terprediksi biasanya yg paling mungkin jadi sumber masalah bila berada di luar kota, dng lalu lintas yg sepi, mungkin ban pecah atau binatang yg menyeberang jadi ancaman yg lebih mungkin terjadi hanya pengalaman dan common sense akan memudahkan kita utk memprioritaskannya

menerima fakta bahwa "sesuatu yg buruk bisa saja tiba2 terjadi", akan membantu kita krn akan menempatkan kita pada kondisi mental yg siap utk menghadapi apapun yg akan terjadi hal ini yg akan membuat kita selalu menyiapkan kondisi motor kita sebaik mungkin hal ini juga yg akan membuat kita selalu menggunakan perlengkapan pelindung yg baik yg mungkin sekali akan membuat perbedaan antara hidup dan mati bila terjadi sesuatu

kebanyakan ancaman2 bagi pengendara motor datang dari arah depan utk itu, gunakan sebagian besar waktu utk mengawasi keadaan di depan

lalu lintas dalam kota biasanya memerlukan konsentrasi yg lebih tidak cukup hanya memperhatikan kendaraan yg berada tepat di depan kita dan tepat di samping kita kita harus juga mengawasi jauh di depan kejadian2 yg terjadi beberapa puluh meter di depan, akan menentukan kondisi aktual di posisi kita

persimpangan selalu menyimpan potensi bahaya terutama ketika lampu baru berubah menjadi hijau tetaplah berhati2 terhadap pengguna jalan yg mencoba memaksakan diri melewati lampu merah di sisi mereka

kadang2, bahaya muncul krn masalah sepele, seperti ketidakmampuan utk melihat jelas sebuah bus atau truk yg terparkir atau berada di jalan, tentu menghalangi pandangan ke depan begitu juga belokan, gedung, atau pohon2 cobalah berimajinasi utk memperingatkan diri bahwa ada sesuatu di balik ketidakmampuan kita melihat situasi

bahkan ketika kita dengan jelas dapat melihat ada sebuah mobil yg akan masuk ke jalur kita atau berbelok di depan kita kita tidak dapat begitu saja yakin bahwa si pengemudi mobil mengetahui keberadaan kita antisipasilah dng memposisikan diri utk lebih terlihat jelas oleh si pengemudi bila perlu, informasikan keberadaan kita dng menggunakan klakson atau lampu dim menggunakan pakaian berwarna terang termasuk salah satu usaha utk lebih terlihat

kecepatan berkendara sangat menentukan kesuksesan kita menghadapi ancaman yg muncul makin cepat kita berkendara, makin cepat pula kita mendekati ancaman tersebut dan tentu saja makin sedikit waktu utk :
-menyadari bahaya/ancaman tsb
-mengantisipasi apa yg akan terjadi, dan
-melakukan tindakan2 yg perlu utk menghindarinya baik itu mengerem, menghindar, atau mungkin cuma berdoa
akan butuh jarak yg lebih pula bila dibandingkan jika berkendara dng lebih lambat

utk mengantisipasi ancaman dng tepat, kita harus menyiapkan diri utk segala kemungkinan menyiapkan diri utk mengerem atau malah berakselerasi menambah kecepatan menyiapkan diri utk menarik perhatian dng menggunakan klakson atau menghidupkan lampu dim menyiapkan diri utk menghindar secara ekstrim ke luar jalur atau tetap berada di jalur awal semuanya sangat bergantung kondisi dan situasi

utk para pengendara yg baru dan belum begitu berpengalaman, tentu saja diperlukan latihan utk mengantisipasi dan mempersiapkan strategi2 sesuai dng situasi dan kondisi yg muncul dan hal itu akan makin menjadi otomatis sejalan dng bertambahnya pengalaman apalagi bila berkendara setiap hari

asahlah terus kemampuan kita utk :
-mengantisipasi ancaman yg muncul di jalan
-secara mental mempersiapkan strategi yg cerdas dan tepat
-dan mengeksekusi strategi itu dng baik

another history of vespa congo

Seperti telah kita sama-sama ketahui, perang yang berkecamuk di benua Afrika dalam dekade 1960’an memberikan dampak yang irasional terhadap popularitas Vespa khususnya di tanah air tercinta ini. Sebagai bagian dari kepedulian Bangsa Indonesia terhadap perdamaian dunia, maka setelah berakhirnya Perang Congo (negara ini beberapa kali berganti nama Congo, Zaire, Congo) tanggal 31 Juli 1960 PBB mendaulat Republik Indonesia untuk mengirimkan pasukannya guna menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian di Negara Congo. Wujud kepedulian yang tinggi atas perdamaian dimuka bumi, Bangsa Indonesia mengutus pasukan terbaiknya ke Congo dengan sandi Pasukan Garuda Indonesia melalui beberapa kali pendaratan.

Setelah tugas sebagai pasukan penjaga perdamaian diselesaikan, Pasukan Garuda Indonesia menerima tanda penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia, dimana salah satunya berupa Vespa (dari beberapa sumber mengatakan bahwa dalam pemberian itu juga ada yang berbentuk uang dan beberapa peti jarum jahit). Terlihat disini Vespa sesungguhnya telah mengikat kita (para scooteris) dengan bangsa kita dalam kancah internasional, walaupun tidak pernah tertulis dalam tinta emas sejarah republik ini.

Menarik disimak bahwa penghargaan Vespa tersebut juga tidak terlepas dari tradisi dalam dunia kemiliteran. Beberapa sumber mengatakan bahwa untuk Vespa yang berwarna hijau 150 cc ditujukan bagi tentara yg lebih tinggi tingkat kepangkatannya, sementara yang berwarna kuning dan biru 125 cc untuk tingkat kepangkatan yang lebih rendah. Selain itu guna melengkapi jati diri atas Vespa dimaksud juga di sematkan tanda nomor prajurit yang bersangkutan, pada sisi sebelah kiri handlebar (stang) yang berbentuk oval terbuat dari bahan kuningan serta sebuah piagam penghargaan yang menyertainya.

Setelah itu maka pada tahun-tahun tersebut ramailah Vespa dengan sebutan Vespa Congo berseliweran di jalan-jalan, sebuah Vespa baru yang menambah tipe Vespa sebelumnya telah hadir. Kondisi ini ternyata juga memberikan dampak positif bagi penjualan Vespa di tanah air saat itu. Vespa Congo yang berbentuk bulat telah memberikan konstribusi berupa iklan gratis bagi importir Vespa di Indonesia. Perkembangan ini kemudian menimbulkan semacam stigma disini bahwa Vespa yg berbentuk bulat ya…Vespa Congo.

Jadi jangan heran apabila saat ini generasi sebelum kita menyebut Vespa bulat dengan sebutan Vespa Congo, walaupun Vespa yang dimaksud sesungguhnya adalah Vespa keluaran tahun 1962 atau Vespa keluaran tahun 1965 misalnya (hal ini pernah penulis alami saat menanyakan pada seseorang yang cukup berumur sedang bersama vespanya dan dia bilang ini Vespa Congo…, ya…sudahlah).

Seiring dengan perjalanan waktu maka mulailah sebuah evolusi kepunahan atas Vespa Congo di tanah air terjadi. Banyak sebab yang menjadikan hal tersebut terjadi, seperti telah dijualnya Vespa dimaksud oleh pemilik aslinya atau ada beberapa bagian yang rusak berat sehingga sangat sulit untuk diperbaiki. Hal ini mengingat terbatasnya jumlah Vespa jenis tersebut yang disebabkan keberadaannya juga sangat signifikan dengan jumlah tentara kita yang menerima. Walaupun penulis pernah menemui Vespa jenis tersebut yang bukan milik Pasukan Garuda Indonesia (sepertinya pernah juga Vespa jenis tersebut masuk ke Indonesia melalui importir Vespa waktu itu ), namun tetap saja pasokan akan suku cadang maupun hal-hal lain yang menyertainya, seperti spakbor depan atau speedo meternya sangat minim tersedia. Tidak demikian halnya dengan Vespa jenis lain yang masih banyak diproduksi walaupun oleh rumah produksi lokal.

Dengan kondisi tersebut di atas maka Vespa Congo mulai masuk daftar sebagai salah satu The Most Wanted Vespa in Indonesia, yang dijadikan tunggangan scooteris maupun sebagai barang koleksi bagi kolektor Vespa.

Saudara Kandung Vespa Congo

Salah satu keunikan Vespa Congo adalah Vespa jenis tersebut tidak diproduksi oleh Italy melainkan oleh German. Dengan berbahan baku plat baja yang lebih keras dari pada Vespa bulat umumnya, Vespa Congo memiliki tingkat kelengkapan lebih dari pada Vespa made in Italy yang umum beredar di Indonesia (VBB1T maupun VBB2T). Vespa Congo adalah bukti penetrasi scooter produk Italy yang merambah dunia. Untuk dapat mengetahui hal ini dapat dimulai dari perkembangan Vespa di German.

Jacob Oswald Hoffmann adalah pemilik pabrik sepeda di Lintorf, sebuah kota yang terletak di Utara Dusseldorf. Dia membangun sendiri pabrik tersebut dengan membeli sebidang tanah yang diatasnya telah berdiri beberapa gedung bekas pabrik pacul/cangkul setelah berakhirnya perang. Suatu ketika pada awal 1949 ia mendapati beberapa foto vespa hasil jepretan wartawan berada diatas meja kerjanya. Dari sini ada perbedaan yang fundamental, kemudian Hoffman mencari tahu lebih banyak mengenai objek foto tersebut.

Kesempatan datang saat di Frankfurt Show, dimana Hoffmann dan Vespa bertemu langsung untuk pertama kalinya. Dari sana kemudian Hoffmann berkeinginan membangun pabrik Vespa di Lintorf. Ia kemudian mengajukan kepada Piaggio untuk diberikan lisensi membangun Vespa bagi pasar German.

Piaggio sangat mendukung permintaan Hoffmann tersebut. Mereka kemudian melihat secara langsung kemungkinan akan pasar Vespa di German dan mendapatkan bahwa Vespa dapat diterima oleh pasar German. Langkah berikutnya adalah mereka mengadakan pendekatan kepada beberapa importir, akan tetapi para importir tersebut tidak ada yang berminat. Penundaan ini diminimalisir dengan mempercepat penandatanganan kesepakatan kerjasama diantara keduanya, dan mulailah Hoffmann sebagai pemilik lisensi utama atas produk Vespa untuk seluruh German Barat juga sebagian pasar Vespa di bagian Utara negara tersebut dan berhak atas export ke Belanda, Belgia serta Denmark. Pertanggung jawaban penjualan untuk wilayah bagian Selatan negara tersebut ditangani oleh Vespa Marketing GmbH di Frankfurt.

Vespa ternyata cepat populer di German, media massa mengangkatnya sebagai produk yang inovatif dan stylis serta memuji Piaggio atas ciptaanya berupa kendaraan transportasi roda dua yang sangat menarik. Tahun 1953, pabrik Hoffmann telah memproduksi lebih dari 400 unit Vespa setiap minggunya. Akan tetapi memasuki tahun-tahun berikutnya angka produksi menurun hingga setengahnya. Dalam kondisi perekonomian German yang tidak menguntungkan tersebut, Hoffmann percaya akan jalan keluarnya yaitu tetap pada jalur kompetisi dan ia menciptakan Vespa dengan performa yang lebih bagus.

Kemudian ia menciptakan Vespa dengan sebutan model Konigin yang terlihat gagah dengan ditambahkan sentuhan chromm serta lampu depan dan lain sebagainya. Biaya pengembangan Konigin ternyata sangat mahal, dan membahayakan kondisi keuangan Hoffmann. Pembuatan scooter jenis baru lainnya juga menjadikan kerjasama antara Hoffmann dengan Piaggio terputus, memasuki awal tahun 1955 kongsi keduanya bubar.

Piaggio kemudian menjalin hubungan dengan Messerschmitt Co., yang kemudian mengeluarkan produksi Vespa pertama di tahun 1955. Mereka mengeluarkan dua model yaitu 150 Touren dan GS yang diklaim lebih dahsyat. Mereka juga menyediakan purna jual dan service serta spare part bagi Vespa produksi Hoffmann. Kerjasama ini berlanjut hingga akhir tahun 1957.

Setelah itu berdirilah Vespa GmbH Augsburg, perusahaan patungan antara Piaggio dan Martial Fane Organisation, kongsi ini kemudian juga menyediakan beberapa bagian bagi Vespa Messerschmitt. Kedua model yang dibuat saat kongsian dengan Messerschmitt (150 Touren dan GS) kemudian dikembangkan dengan beberapa modifikasi. Selain itu Vespa GmbH Augsburg juga melahirkan Vespa 125 cc yang pertama kali diperkenalkan dalam tahun 1958. Produksi berlanjut hingga tahun 1963, yang merupakan saat puncak perubahan scooter dan produksinya yang sudah tidak terlalu banyak. Pada kelanjutannya German kemudian mengimpor Vespa langsung dari Italy.

Dari uraian tersebut di atas dimanakah saudara kandung Vespa Congo kita sebenarnya? Ada beberapa hal yang patut diperhatikan disini yaitu, pertama dari sisi tahun kerjasama antara Piaggio dengan beberapa perusahaan di German dan kedua dari sisi tahun serta nomor produksi yang menyertai Vespa Congo itu sendiri. Dari penulusuran penulis terhadap beberapa Vespa Congo yang ada berdasarkan tahun keluaran dalam BPKB adalah tahun 1958 hingga 1963, hal ini sangat sinkron apabila dikaitkan dengan selesainya tugas Pasukan Garuda Indonesia saat menjadi pasukan penjaga perdamaian di Congo. Untuk kurun waktu tersebut maka kerjasama antara Piaggio dengan Hoffmann tidak masuk hitungan. Hal ini disebabkan kongsian keduanya bubar di tahun 1955 dan produk dari kerjasama itupun berbentuk Vespa dengan model stang sepeda dan menggunakan Fender Light. Kerjasama kedua Piaggio di German bersama Messerschmitt. Dari kerjasama inilah keluar produk Vespa GS yang sering disebut di Indonesia GS versi German dan 150 Touren yang merupakan cikal bakal Vespa Congo kita, akan tetapi kongsian itupun tidak bertahan lama karena di tahun 1957. mereka bubar. Namun pengembangan GS dan 150 Touren terus berlanjut, saat Piaggio kerjasama dengan Martial Fane Organization dengan mendirikan Vespa GmbH Augsburg 1958, dari kerjasama inilah kemudian lahir apa yang kita sebut sebagai Vespa Congo.